Obat Simvastatin untuk Sakit Apa? Pahami Dosis dan Aturan Pakainya
Masyarakat awam mungkin masih asing dan bingung soal penggunaan obat simvastatin untuk sakit apa. Pasalnya, obat ini sering diberikan saat seseorang diketahui memiliki penumpukan plak di pembuluh darah (arteri) dan risiko penyakit jantung.
Simvastatin adalah jenis obat statin yang mencegah pembentukan enzim kolesterol bernama HMG-CoA reduktase. Ketika terbentuk, kolesterol terbagi menjadi dua jenis, yakni Low Density Lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat dan High Density Lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik.
Kolesterol sebenarnya tidak selalu berperan buruk. Ia diproses secara alami di dalam tubuh untuk membantu menciptakan hormon, membentuk vitamin D, dan melancarkan proses pencernaan. Namun, kadar kolesterol berlebih bisa mengancam kesehatan manusia secara perlahan.
Obat Simvastatin untuk Sakit Apa?
Simvastatin adalah terapi obat penurun kolesterol jahat dan trigliserida (lemak) dalam darah. Penumpukan plak akibat kolesterol tinggi akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, seperti gangguan jantung dan stroke. Oleh sebab itu, obat ini juga diberikan untuk mencegah penyakit jantung.
Golongan obat statin ini termasuk dalam kategori obat keras yang tidak boleh asal diminum dan hanya boleh diresepkan oleh dokter. Simvastatin punya dosis tertentu tergantung indikasi penyakit dan umur pasien. Dikutip dari Monthly Index of Medical Specialities (MIMS), berikut dosis yang harus diperhatikan penggunaanya:
Penurun Kolesterol dan Lemak Tinggi dalam Darah (Dislipidemia)
- Dewasa: 10-20 mg sekali sehari pada malam hari. Pada kasus yang parah, dosis awal dapat ditingkatkan menjadi 20-40 mg dengan dosis harian maksimal 80 mg.
Menghambat Risiko Penyakit Jantung
- Dewasa: 20-40 mg sekali sehari pada malam hari.
Meredakan Kolesterol Tinggi Bersifat Genetik (Familial Hypercholesterolemia)
- Anak-anak: 10-40 mg sekali sehari pada malam hari.
- Dewasa: 40 mg sekali sehari pada malam hari.
Agar lebih efektif, pengguna simvastatin wajib menerapkan diet rendah kolesterol. Artinya, pengidap kolesterol tinggi harus menghindari makanan berminyak, siap saji, daging-dagingan, alkohol, soda, dan asupan yang banyak mengandung gula serta lemak jahat.
Simvastatin merupakan jenis obat statin dengan kerja singkat (short-acting) sehingga lebih baik dikonsumsi saat malam hari sebelum atau sesudah makan. Jika dokter meresepkan obat ini dua kali sehari atau lebih, sebaiknya diminum selepas makan untuk menghindari iritasi organ pencernaan.
Sejumlah kondisi kesehatan sangat sensitif terhadap pengaruh simvastatin. Bila penggunaannya ingin melakukan pembedahan, hentikan obat ini untuk sementara waktu sesuai arahan ahli medis. Selain itu, beri tahu dokter bila penggunaannya mengalami kondisi berikut ini:
- Gangguan Hati
- Hepatitis C
- Transplantasi organ
- Gangguan kekebalan tubuh
- Depresi
- Infeksi bakteri
- Jamur
- HIV (human immunodeficiency virus)
Pedoman keamanan obat kehamilan memasukan simvastatin ke dalam golongan Z. Hal ini mengisyaratkan bahwa simvastatin tidak boleh diberikan kepada ibu hamil dan menyusui karena berbahaya dan meningkatkan ancaman kecacatan pada bayi.
Obat ini setidaknya membutuhkan waktu sekitar delapan minggu untuk memberikan hasil yang signifikan. Selama jangka waktu tersebut, penggunanya tidak boleh mengonsumsi alkohol dan jeruk bali karena akan berdampak pada progresivitas obat.
Jadi dari informasi di atas, sudah tahu penggunaan obat simvastatin untuk sakit apa? Pada dasarnya, kolesterol tinggi tidak menyebabkan gejala spesifik sehingga masyarakat kerap kali ‘kecolongan’. Untuk itu, rutinlah mengecek kolesterol setiap lima tahun sekali. Pengecekan tersebut semakin intens bila seseorang punya genetik kolesterol tinggi.